PENDAHULUAN
Makhluk hidup yang ada di alam secara garis besar terbagi dalam dua kelompok yaitu : kelompok hewan (animalia) dan kelompok tumbuhan (plantae).Makhluk hidup memiliki beberapa ciri khusus yang dapat membedakannya dari benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup secara umum ada 7, yaitu:
1. Makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman.
2. Makhluk hidup bergerak(berpindah tempat).
3. Makhluk hidup bernafas (resfirasi).
4. Makhluk hidup berkembangbiak (bereproduksi).
5. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan.
6. Makhluk hidup mengeluarkan zat sisa (ekresi).
7. Makhluk hidup peka terhadap rangsangan.
Selain ciri-ciri makhluk hidup yang telah dipaparkan di atas, masih ada beberapa hal yang menyangkut hidup dan kehidupan makhluk hidup. Diantaranya ialah, makhluk hidup memiliki umur terbatas, karena ada saatnya kemampuan metaboliame, tumbuh, dan daya adaptasi tidak lagi memadai untuk mempertahankan diri. Serangan predator, parasit, kelaparan, perubahan lingkungan yang ekstrim atau karena proses menua (aging), yang kesemuanya itu dapat menyebabkan kematian, atau punahnya suatu generasi makhluk hidup. Untuk menanggapi hal tersebut di atas, maka makhluk hidup melakukan reproduksi, untuk mempertahankan jenis (species)nya, agar tetap lestari.Sistem reproduksi makhluk hidup secara garis besar terbagi 2 yaitu: reproduksi secara kawin (generatif) dan secara tidak kawin (vegetatif).
SISTEM REPRODUKSI
A. DEFENISI SISTEM REPRODUKSI
Menurut asal katanya, reproduksi berasal dari dua suku kata.Yakni re , yang artinya kembali dan produksi yang artinya menghasilkan. Dari asal kata ini dapat didefenisikan bahwa reproduksi artinya kembali menghasilkan. Namun dalam hal ini, defenisi reproduksi tidak cukup sampai di sini saja. Reproduksi dalam pembahasan ini yaitu cara (metode) yang digunakan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan (individu) baru yang memiliki sifat sama, atau berbeda dari parental (orang tuanya).Dimana makhluk hidup baru ini dapat melestarikan jenisnya, agar tetap lestari dan ada dalam ekosistemnya. Sedangkan defenisi dari sistem reproduksi yaitu serangkaian susunan atau skema yang menggambarkan (mendeskripsikan) satu kesatuan pokok dari reproduksi. Sistem reproduksi yang akan di bahas mengulas tentang alat, cara , tempat, saat dan tujuan dari reproduksi itu sendiri.Sistem reproduksi antara satu makhluk hidup berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Perbedaan sistem reproduksi ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya yaitu:perbedaan jenis, habitat,tingkah laku, dan lain sebagainya.
B. MACAM-MACAM SISTEM REPRODUKSI
Secara garis besar sistem reproduksi terbagi menjadi dua. Yaitu sistem reproduksi seksual(kawin) dan sistem reproduksi aseksual (tidak kawin).Yang pertama reproduksi seksual ( kawin) atau disebut juga reproduksi generatif. Yaitu sistem reproduksi dimana individu baru dibentuk melalui penggabungan meteri genetik yang berasal dari dua sel berbeda yang berasal dari dua induk yang berbeda. Kedua sel yang berbeda ini disebut sel kelamin atau gamet. Cara yang kedua yaitu reproduksi aseksual atau reproduksi vegetatif dimana individu yang baru dibentuk tanpa melalui proses peleburan dua macam gamet, dan hanya melibatkan satu induk saja. Kedua cara reproduksi ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
a. Reproduksi seksual pada tumbuhan.
Pada makhluk hidup jenis tumbuhan (plantae) umumnya bisa meanfaatkan kedua cara reproduksi, yaitu cara seksual dan aseksual. Sebenarnya jenis tumbuhan yang berjumlah berjuta-juta sekarang ini, mempunyai satu nenek moyang, yaitu dari jenis tumbuhan aquatik, yakni ganggang hijau. Meskipun saat ini masih banyak jenis tumbuhan yang hidup dengan cara aquatik, namun banyak juga jenis tumbuhan yang hidup di darat (terestrial).sistem reproduksi secara generatif pada tumbuhan sangat rumit, karena menyangkut produksi dan penggabungan gamet yang berbeda jenis yaitu gamet jantan dan gamet betina, di tambah lagi karena tumbuhan tidak dapat berpindah tempat. Dalam sistem reproduksi seksual ini ada istilah pergiliran generasi .Reproduksi seksual melibatkan proses pembuahan (fertilisasi) dan meosis. Pada fertilisasi,nukleus dari dua gamet bersatu, sehingga jumlah kromosom kembali menjadi diploid. Pada meiosis, jumlah kromosom direduksi kembali menjadi haploid.
Pada tumbuhan , fertilisasi dan meiosis membagi kehidupan organisme menjadi dua generasi berbeda yaitu generasi gemetofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit dimulai dari spora yang di hasilkan melalui meiosis. Karena sel ini bersifat haploid, maka semua keturunannya juga haploid, salah satu jenisnya adalah gamet. Generasi sporofit diawali dengan peleburan dua macam gamet dan menghasilkan zigot yang diploid dan semua sel yang dihasilkannya melalui mitosis juga diploid. Akhirnya sel tertentu akan bermeiosis menghasilkan spora , dan generasi gametofit kembali dimulai. Banyak contoh-contoh reproduksi seksual pada tumbuhan. Salah satunya yaitu , reproduksi seksual pada lumut.
Pada reproduksi tumbuhan jenis lumut, reproduksi berlangsung menggunakan alat reoroduksi berupu daun jantan dan daun betina. Pada awal musim , dimana terdapat banyak air, sperma disebakan dari anteridia oleh percikan air hujan ke tumbuhan terdekat. Pada tumbuhan betina, sperma itu berenang menuju arkegonia ,bergerak ke bawah melalui saluran arkegonium menuju telur dan terjadi pembuahan. Zigot hasil pembuahan merupakan sel pertama pada generasi sporofit, yang kemudian mengalami pembelahan mitosis menghasilkan generasi sporofit dewasa.selama musim panas , setiap sel induk spora dalam sporangium bermeiosis, menghasilkan empat spora haploid.menjelang akhir musim, kaliptra dan operkulum terlepas dari sporangium akibat adanya perbedaan kelambaban. Penurunan kelembaban ini juga menyebabkan cincin geligi di dalam lubang ke dalam sporangium malengkung ke luar sehingga spora-spora dikeluarkan. Dan jika spra ini jatuh ke tempat yang lembab, maka siklus ini akan berulana kembali.contoh lain reprooduksi seksual pada tumbuhan yaitu reproduksi seksual pada paku-pakuan, tumbuhan biji terbuka(gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup(angiospermae).
b. Reproduksi aseksual pada tumbuhan.
Hampir setiap jenis tumbuhan mampu bereproduksi secara seksual. Namun ada juga sebagian tumbuhan yang bereproduksi secara aseksual. Keturunan yang dihasilkan dalam sistem reproduksi ini berasal dari satu induk. Keistimewaan dari sistem reproduksi ini yaitu menghasilkan individu baru yang bersifat haploid dengan induknya . Hal ini disebabkan karena tidak adanya perpaduan antara sifat dua parental yang berbeda. Reproduksi aseksual ini berdasarkan proses terjadinya , dibagi dalam dua jenis . Yakni secara alami dan buatan atau campur tangan manusia. Contoh reproduksi aseksual buatan yang umum yaitu adalah cara stek, menempel dan sambung pucuk.
Namun kendati demikian, ada juga reproduksi aseksual yang alami. Pada dasarnya, reproduksi aseksual yang alami memanfaatkan bagian dari organ tumbuhan itu sendiri. Misalnya akar, batang dan daun. Pada beberapa species misalnya, ada tumbuhan yang memanfaatkan batangnya sebagai media reproduksi. Tumbuhan jenis ini melengkungkan batangnya dan menyentuh tanah akan berakar hingga membentuk individu baru. Sedangkan contoh reproduksi aseksual yang paling nyata yaitu pada jenis tumbuhan bertunas seperti pisang, tebu, rumbia dan masih banyak contoh lainnya. Untuk contoh reproduksi aseksual yang memanfaatkan daun yaitu pada tanaman cocor bebek, dimana setiap gerigi dari tepi daunnya dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.
c. Reproduksi aseksual pada hewan
Sistem reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi bila dibandingkan dengan yang terjadi pada tumbuhan. Hanya ada beberapa macam cara reproduksi aseksual pada hewan. Yaitu fragmentasi, pertunasan dan partenogenesis. Fragmentasi (pemutusan) biasanya terjadi pada beberapa jenis cacing. Jenis cacing ini memutuskan bagian tubuhnya menjadi beberapa bagian dapat berjumlah 8 atau 9 bagian, dimana setiap bagian ini dapat tumbuh menjadi cacing dewasa. Pertunasan, yaitu cara menghasilkan individu baru dengan membentuk tunas pada tubuh. Cara pertunasan ini biasanya terjadi pada organisme yang hidup di air , seperti ubur-ubur. Akan tetapi ada juga pada jenis cacing mislnya cacing pita. Cara yang selanjutnya yaitu partenogenesis , yaitu terdapat pada hewan tingkat tinggi . yakni hewan betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi anak tanpa dibuahi. Partenogenesis ini umumnya terjadi pada beberapa jenis ikan, sejumlah serangga, dan beberapa jenis kadal.reproduksi aseksual ini pada umumnya membutuhkan maktu yang lebih singkat dari reproduksi seksual.
d. Reprodusi seksual pada hewan
Pada hewan , reproduksi yang umumnya di miliki adalah reproduksi seksual. Pada reproduksi seksual ini, terbagi dalam beberapa tahap. Yaitu pembentukan gamet, mempertemukan gamet dan fertilisasi( pembuahan). Tahap pertama yaitu pembentukan gamet. Artinya, gamet yang digunakan dalam reproduksi harus dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan sel kelamin atau gamet ini di bentuk di kelenjar gonad (testis untuk jantan dan ovarium untuk betina ). Pembentukan gamet ini melibatkan meiosis melalui proses gametogenesis. Pada semua jenis hewan dihasilakn heterogamet. Berbeda dengan tumbuhan, gamet pada hewan harus sedikit lebih rumit.Hal ini karena gamet ni harus menjalankan fungsinya secara efektif. Untuk gamet jantan (sperma) harus motil dan kecil. Sedangkan untuk gamet betina harus memiliki perbekalan makanan sebagai cadangan makanan bagi embrio kelak. Sperma dihasilkan oleh sel khusus yang disebut spermatogonia melalui proses spermatogenesis. Sedangkan ovarium dihasilkan oleh oognia melalui proses oogenesis.
Tahap selanjutnya yaitu tahap mampertemukan dua gamet .Dimana tujuan dari mempertemukan dua gamet ini adalah untuk proses fertilisasi (pembuahan). Ada dua cara mempertemukan dua gamet ini, yakni cara internal (dalam tubuh) dan eksternal ( luar tubuh). Untuk cara internal dilakukan dengan cara kopulasi dan cara ini umumnya yang di gunakan oleh hewan khususnya hewan darat. Cara mempertemukan gamet yang kedua yakni cara eksternal . Artinya gamet jantan dan gamet betina dipertemukan di luar tubuh ( lingkungan ). Cara ini terdapat pada beberapa jenis ikan. Cara ini biasanya membutuhkan sperma dan sel telur yang amat banyak ,dan hewan yang bereproduksi dengan cara ini umumnya mempunyai sarang ( rumah) baginya dan calon embrionya.
Tahap yang ketiga yaitu fertilisasi ( pembuahan) . Fertilisasi terjadi dimulai dari melekatnya sperma pada sel telur. Lalu sperma melubangi lapisan protein lengkap dan pada beberapa spesies pada sel – sel folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur. Selanjutnya sperma memasuki telur beserta diikuti perubahan yang dramatik yang cepat dalam telur itu sendiri . setelah sperma masuk dalam telur, sperma membentuk pronukleus jantan dan bergerak menuju pronukleus betina. Kedua pronukleus kemudian berdifusi membentuk inti zigot diploid. Inti zigot ini berkembang menjadi zigot yang terus berkembang menjadi embrio dengan melalui proses pembelahan mitosis. Embrio ini akan terus berkembang selama mas kehamilan dan akan keluar sebagai anak . yang kita sebut dengan individu baru.
PENUTUP
Makhluk hidup yang ada di alam ini berjuta-juta jenisnya . Setiap jenis dari makhluk itu cenderung untuk tetap hidup lestari sepanjang masa. Untuk mencapai hal itu makhluk hidup harus menjalani sebuah proses yang kita sebut dengan reproduksi. Artinya, makhluk hidup akan senantiasa menghasilkan keturunan dari jenisnya masing- masing denga sifat haploid maupun diploid dengan parentalnya. Cara reproduksi makhluk hidup berdasarkan proses terjadinya di bedakan menjadi dua yaitu : reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh semua makhluk hidup, namun ada juga makhluk hidup yang bereproduksi secara aseksual. Kedua sistem reproduksi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Reproduksi aseksual lebih besar persentasenya terjadinya pada tumbuhan, bila dibandingkan dengan yang terjadi pada hewan. Masa reproduksi aseksual umumnya lebih singkat daripada masa reproduksi seksual.