Analisis Pemisihan Dan Identifikasi Anion
A. Pendahuluan
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya anion tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat- sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting , karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan. Beberap uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan- bahan organik terutama garam akan sangat membantu dalam menetapkan kombinasi antar anion dan kation. Misalnya, jika larutan zat yang tidak diketahui ditemukan mengandung ion karbonat . CO
, maka hanya dimungkinkan ada kation-kation tertentu seperti K
, Na
,NH
, sebab garam karbonat dari kation lain tidak larut dalam air. Analisisi anion dan kation sering ksli dapat dibantu oleh diagram alir, yang menggambarkab langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation. Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan dengan diagram alir analisis anion. Dalam diagram analisis kualitatif anion dan aktion dimulai dari ion yang dinyatakan, preaksi yang eprlu ditambahkan, kondisieksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan. Dalam kerja laboratorium yang berkaitan dengan analisis ion sangant penting mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis yang telah ditetapkan dalam diagram alir.




Ada beberapa macam cara untuk menggambarkan diagram alir analisis ion. Gambar umum yang biasa digunakan adalah aliran ke bawah, yang endapannya dituliskan di sebelah kiri, sedangkan larutannya dituliskan di kanan, seperti gambar di bawah ini:
|
|
Pada umumnya, suatu proses analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion yang tertentu dan tidak peka terhadapa anion yang lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Beberapa ujia pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifikasi anion dapat dilakukan dalam fase padatan , tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan-bahan anorganik, terutama garam telah dipelajari sebelumnya dalam mata kuliah dasar kimia dalam bentuk daftar kelarutan garam, sangat membantu untuk proses analisis bahan anorganik. Daftar kelarutan garam sangat membantu dalam menetapkan kombinasi antara anion dan kation.( Sodiq. Ibnu.2004)
Jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion tidak stabil dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi keadaan tidak stabil suasan asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana basa.
Analisis anion yang sering dilakukan meliputi 11 anion yang paling umum, yaitu anion sulfide, sulfit, karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat, kromat, nitrat, dan sulfat. Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan dalam fase padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam ai, harus dilakukan perlakuan tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut.
B. ISI
Mengingat dalam analisis anion ini dikenal ada 11 jenis anion, maka untuk mempermudah kita dalam mengenali anion ini perlu dilakukan pengelompokan – pengelompokan (penggolongan anion). Dalam praktikum secar umum dilakukan penggolongan anion menjadi dua golongan yaitu anion golongan A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat tertentu. Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam , yaitu (1) golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan asam klorida encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, Hypoklorit, sianida dan sianat, dan (2) golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua anion A(1) dan Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan Sitrat. Anion Golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan, yaitu (1) anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam larutannya misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat dan (2) anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat.
Tabel 1. Pengelompkan Anion Berdasarkan Golongan Anion A dan Golongan Anion B.
No | Anion Golongan A | Anion Golongan B |
1 | Karbonat, Sulfit, Tiosulfat, Sulfida, Nitrit, Hypoklorit, Sanida dan Sianat | Sulfat, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat. |
2 | Semua anion A(1) dan Fluorida, Klorida, Bromida, Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat (II) dan (III), Tiosianate, Tartrat, dan Sitrat | Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat. |
Sifat-sifat anion
Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan mengidentifikasikan ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion kompelks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis kualitatif anion.
1. Sifat-sifat asam-basa
Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan dalam air yang mengandung kation basa kuat bila berkombinasi (bergabung) dengan anion dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa
2. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktot, sebagian lain sifat oksidator , reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam suasana asam.
3. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat yang dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat encer. Pengendapan senyawa ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar untuk terjadinya endapan.
uji pendahuluan untuk anion
Uji pendahuluan anion dimaksudkan untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion pereduksi ke dalam empat golongan atau kelompok yang didasarkan pada reaksinya terhadap larutan asam perklorat, HCLO4 encer dan ion perak, Ag+. Uji pendahuluan ini dapat dideteksi dari terjadinya perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya endapan.
1. Deteksi adanya ion pengoksidasi
Terjadinya warna merah – coklat sampai hitam bila beberapa tetes larutan sampel atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan (II) klorida, MnCl2 dalam larutan HCl pekat, menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
2. Deteksi adanya ion pereduksi
Timbulnya suspense atau endapan biru gelap bila larutan sampel ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer menunjukkan adanya anion-anion pereduksi, seperti S2-,SO32-, I-, , atau NO2-. Endapan biru timbul, karena terbentuknya KFe[Fe(CN)6] merupakan senyawa kompleks yang di dalamnya terdapat besi (II) dan besi (III).
3. Deteksi dari kelompok anion
Karakteristik asam basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan dari anion yang mengikuti klasifikasi dalam empat kelompok didasarkan pada sifat-sifatnya terhadap asam perklorat dan ion perak. Klasifikasi anion ke dalam 4 golongan dirancang hanya untuk memberikan informasi awal tentang ada tidaknya ion-ion itu sendiri. Klasifikasi ini tidak di rancang untuk proses pemisahan.
Pengelompokkan anion ke dalam 4 kelompok ini penting, sehingga ion-ion dalam suatu kelompok tidak terinterferensi oleh anion dari kelompok lain. Misalnya, ion karbonat akan mengendap dalam golongan III sebagai garam perak karbonat, jika pada langkah pertama dilakukan penambahan perak nitrat untuk menetralkan larutan sampel.
4. Sifat-sifat anion terhadap asam sulfat pekat
Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam analisis anion tergantung pada kemampuan anion sebagai bahan pengoksidasi dan sifat keasamannya.
Jika sampel yang di uji adalah campuran dari garam dari garam, hasil dari uji, hasil dari uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi, karena gas yang terbentuk untuk mungkin terperangkap. Demikian pula dengan garam yang sulit larut (seperti perak halide) dan garam yang mengandung karakter kovalen (misal CdI2 dan HgCl2) yang hanya bereaksi lambat dengan asam.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin(Anwar.Dedy.2008)
Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan mengidentifikasikan ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion kompelks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis kualitatif anion.
5. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktot, sebagian lain sifat oksidator , reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam suasana asam.
6. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya.
Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat yang dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat encer. Pengendapan senyawa ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar untuk terjadinya endapan.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
· Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,
· Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2,
· Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
· Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang
berbasis bangat seperti oksalat .
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat
Identifikasi ion bromine - Br-
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok dengan karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat.
Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut:

Br2 larut dalam CS2 à warna cokelat
Identifikasi ion chlorine - Cl-
Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam larutan amoniak.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:


Identifikasi ion karbonat - CO32-
Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida. Jika gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:


Identifikasi ion yodida - I-
Untuk mengidentifikasi adanya ion yodida, mak kita harus mengetahui ciri dari ion todida tersebut. Ion I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfide, I2 yang terjadi larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi ungu.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:


Identifikasi ion nitrat - NO3-
Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan menghasilkan suatu cincin cokelat.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:


----------------------------------------------------------------------------


C. KESIMPULAN
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya anion tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat- sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting , karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan. Dalam analisis anion, pemisahan anion secara fisik kadangkala tidak perlu harus dilakukan karena untuk anion tertentu telah tersedia reaksi sfesifik yang dapat dipergunakan untuk reaksi pengenalan dan identifikasi anion tersebut.
Metode yang tersedia untuk penentuan anion tidak sistematik sebagaiman yang dilakukan pada analisis kation. Pemisahan anion dari pengelompokan anion besar menjadi anion yang lebih kecil atau individu belum dapat dilakukan secar sistematis disebabkan oleh keunikan – keunikan yang dimiliki oleh masing- masing anion. Mengingat dalam analisis anion ini dikenal ada 11 jenis anion, maka untuk mempermudah kita dalam mengenali anion ini perlu dilakukan pengelompokan – pengelompokan (penggolongan anion). Dalam praktikum secar umum dilakukan penggolongan anion menjadi dua golongan yaitu anion golongan A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini berdasarkan reaksi anion dengan zat tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
ANONIM.2011. reaksi-khas-untuk-beberapa-anion
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/04/reaksi-khas-untuk-bebrapa-anion.html
Diakses pada 27 September 2011
M.sodiq.2004.KIMIA ANALITIK 1.Universitas Negeri Malang. MALANG.JICA
Situmorang M.2010. KIMIA ANALITIK 1. FMIPA Unimed. Medan
Dedy Anwar.2008. kimia analisa. FT.KIMIA USU
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/. Diakses pada 27 September 2011
Titanium Daith jewelry, an ancient tree of life
BalasHapusFrom the ancient stones to the ancient celtic trees, our mission is titanium muzzle brake to become the babyliss pro nano titanium hair dryer best jewelry. ford focus titanium hatchback We titanium belly ring have created this product titanium rod in femur complications that is authentic,